25 April 2012

Mengharap

Seperti selalu selalu sebelum aku menulis

Tarik nafas, hembus dan mula menulis

Manusia memang tak lepas dari mengharap dan harapan bukan?

Ya aku juga manusia dan sebuah mesin ; mesin harapan

Setiap saat nafas aku terhembus tak pernah sekali pun aku terlepas berharap agar Maha Esa memberkati hembusan hembusan yang aku pinjam ini. Dan setiap minit yang berlalu tak pernah sekali pun aku berhenti berharap agar ibu dan ayah aku dapat merestui diri ini. Dan setiap jam itulah juga aku tak pernah berhenti berharap agar rakan-rakan aku dapat menerima kekhilafan dan kelemahan diri sebagai sang peneman. 

Mungkin agak klise. Aku tak salahkan kau kalau kau baca post ini dan muntah colourless depan laptop,blackberry,android, ipad atau iphone *dan dimana saja entry ini boleh dibaca. Kau label aku poyo dan tak jujur? Silakan. Tapi sila juga tanya diri sendiri pernahkah kau mengharap seperti poyo-poyoan yang kau baca sebentar tadi? Tak pernah? Okay tutup cerita dan pergi minum kopi. Tak sangka hidup awak se lifeless itu.

Kepada yang pernah;

Dalam hidup aku jugak tak pernah terlepas dari kecewa dan kecewa dan kecewa. ARGHH! Kecewa kuasa tiga. Sekadar memberitahu diri sendiri. Harapan itu punya 2 pasangan. Gagal dan kecewa. Berjaya dan gembira. Mana-mana pun  pasangannya ingatlah ada usaha diantara Harapan dan pasangan tersebut.

Tak paham? sila pergi meninggal. Aku tulis bukan untuk kau paham. Sekadar aku baca dan aku paham pun sudah kira bagus.



No comments:

Post a Comment